Aplikasi Kecerdasan Spiritual
dalam Kehidupan
Ada kesan yang salah bahwa, para orang sukses bukanlah orang yang
relijius. Hal ini disebabkan pemberitaan tentang para koruptor, penipu,
konglomerat rakus, yang memiliki kekayaan dengan jalan tidak halal. Karena
orang-orang jahat ini ‘tampak’ kaya, maka sebagian publik mendapat gambaran
bahwa orang kaya adalah orang jahat dan rakus, para penindas orang miskin.
Sebenarnya sama saja, banyak orang miskin yang juga jahat dan rakus. Jahat dan
rakus tidak ada hubungan dengan kaya atau miskin. Kasus diatas ketika
dipandang dari segi spiritual, kehidupan abadi adalah kehidupan diakhirat, duniawi
hanyalah sesaat. Kekayaan tidak akan menentukan surga. Kekayaan bukanlah acuan.
Bagaimana dan apa yang kita lakukan adalah sebagai acuan kehidupan abadi kelak.
Dengan iman dan kebaikan kita berada pada jalur benar. Maka, untuk itulah
diperlukan kecerdasan spiritual yang tinggi.
Para orang sukses sejati, yang mendapatkan kekayaan dengan jalan halal,
ternyata banyak yang sangat relijius. Mereka menyumbangkan hartanya di jalan
amal. Mereka mendirikan rumah sakit, panti asuhan, riset kanker, dan berbagai yayasan
amal. Dan kebanyakan dari mereka menghindari publikasi. Berbagai studi
menunjukkan bahwa para orang sukses sejati menyumbangkan minimal 10 persen dari
pendapatan kotor untuk kegiatan amal, bahkan saat dulu mereka masih miskin.
Mereka menyadari bahwa kekayaan mereka hanyalah titipan dari Tuhan, ‘silent
partner’ mereka.
No comments:
Post a Comment